Dark Shadow [Prolog]

Hai. Setelah sekian lama, akhirnya bisa datang kembali. Selalu enggak pernah bisa konsisten untuk posting di blog, dan semakin lama semakin jarang aja buka blog. Tapi, yang penting hari ini bisa posting lagi, hehe. 

Mau cerita sedikit. Jadi, walaupun aku sangat jarang posting di blog, tapi aku masih sering nulis walaupun sepenggal-sepenggal. Tetap aja, tulisannya juga mungkin belom ada kemajuan karena enggak dirutinkan untuk nulis. Aku agak gak yakin sih untuk buat cerita chapter lagi, karena dua cerita chapterku yang sudah ada terbengkalai enggak pernah dilanjutkan lagi sampe sekarang. Tapi, kali ini aku coba iseng-iseng buat cerita chapter lagi. Mudah-mudahan enggak putus ditengah jalan untuk ketiga kalinya. 


Dan, sekarang aku juga punya penasihat, hahaha. Dia itu yang jadi pembaca pertamaku atau kecenya dibilang first reader, dan dia juga yang kasih feedback, bahkan kalo aku bingung buat judulnya, dia juga kasih masukan untuk judul yang kira-kira pas, termasuk judul cerita ini dia yang kasih juga, hehe. Ini adalah cerita kolaborasiku dengannya. Semoga cerita chapter ini dapat terselesaikan.  



Dark Shadow [Prolog]

“Marc, apa kau akan baik-baik saja?”

“Aku akan baik-baik saja. Kita akan baik-baik saja dan segera kembali ke rumah.”

Rachel banjir air mata. Tenggoroknya terasa nyeri akibat terlalu banyak menangis. Tangannya terus berada diatas perut pria itu, coba meredam rasa sakit disana.

“Aku akan segera pulih, Sayang. Jangan terlalu memikirkannya,” sambung Marc menenangkan.

“Bagaimana aku tidak memikirkannya? Apa menurutmu aku dapat melupakannya? Baru melihatmu terbaring di tempat ini saja sudah membuatku ingin menjerit, kau tahu? Aku tidak bisa berhenti memikirkan keadaanmu....” Rachel sesenggukan. Wajahnya terbenam di dada Marc.

“Aku akan sembuh, Rachel. Aku sudah membaik....”

Gadis itu tak menyahut. Ia tetap saja menangis. Peristiwa itu sungguh mengerikan baginya. Ia tak dapat membayangkan jika pisau itu menembus sedikit lebih dalam organ yang ada di perut Marc.

“Rachel...,” gumam Marc seraya mengusap rambut istrinya. 

 

*Dark Shadow, mengusung tema tentang cinta, kebencian, keluarga, dendam, dan perjuangan.*

Comments