Hi, good evening!
Kali ini aku akan nge-pos sesuatu yang baru. Bukan fanfiction. Melainkan aku akan sharing beberapa puisi yang bisa dibilang bertema sama. Beberapa hari yang lalu aku iseng-iseng menulis puisi, lalu kemarin aku kepikiran untuk masukin ke blog. Yah, memang bukan puisi yang bagus dan aku masih sangat amatir dan belum berpengalaman dalam menulis puisi, namun aku harap puisi-puisi ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi.
Aku ceritakan sedikit asal-muasalnya, awal aku menulis puisi-puisi ini adalah karena aku dilanda kebimbangan. Aku bingung apa aku harus menunggu atau tidak. Lalu, persis kemarin, setelah beberapa kejadian yang aku anggap itu adalah pertanda dari Tuhan, aku putuskan untuk tidak menunggu dan berusaha menganggapnya tidak lebih dari sekadar teman. Ini mungkin yang terbaik dan inilah takdir kami.
Tapi, ya sudahlah, kesedihan itu juga telah berlalu dan aku akan memulai kembali hari-hariku. Di sini, aku sekalian mau bilang “Selamat Tinggal, NFP”. Be a good man, hm? All the best.
Oke, cukup curhatannya. Langsung saja ini dia … puisinya.
Luka
Bau asing ini kian dalam menusuk hidungku
Aroma ini bak ujung bambu yang kembali mengorek
Membongkar kembali timbunan rasa sakit yang telah lama kupendam
Aku tidak pernah mengungkitnya
Aku diam seribu bahasa
Aku menahan radangan hati ini yang kian memarah
Aku menelan sakit ini bulat-bulat bagaikan air susu
Aku tidak pernah membaginya pada siapapun
Dan malam ini, kucerna sekali lagi bau yang sama
Kapan kau kembali?
Terkenang
Pijakan kakimu di atas tanah ini
Tanah lembek yang menjadi saksi cinta kita
Lembap pada biang rumput yang selalu mengingatkanku
Apa kau akan kembali?
Ingatan
Udara malam kian menggigit
Aroma tanah basah terus menusuk
Jejak kakimu masih teringat
Beri tahu aku kapan kau kembali
Beri Aku Satu Jawaban
Cahaya rembulan mengiringiku
Sejuknya angin malam mengikutiku
Teduhnya embusan udara membisikiku
Suara binatang malam melantuniku
Dibawah langit gelap aku menulis
Dibawah taburan bintang aku bercerita
Ini ceritaku
Kisah antaraku dan dia
Lembaran hidupku tentang dirinya
Masalah antara diriku dan perasaan ini
Kau, yang datang dan pergi begitu saja
Kau, yang mungkin tak memiliki rasa yang sama
Haruskah aku bertahan?
Haruskah aku menunggu?
Beri aku satu jawaban
Sekian. Aku harap puisi-puisi ini dapat berguna yaa. Have a nice weekend, everyone :)
Kali ini aku akan nge-pos sesuatu yang baru. Bukan fanfiction. Melainkan aku akan sharing beberapa puisi yang bisa dibilang bertema sama. Beberapa hari yang lalu aku iseng-iseng menulis puisi, lalu kemarin aku kepikiran untuk masukin ke blog. Yah, memang bukan puisi yang bagus dan aku masih sangat amatir dan belum berpengalaman dalam menulis puisi, namun aku harap puisi-puisi ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi.
Aku ceritakan sedikit asal-muasalnya, awal aku menulis puisi-puisi ini adalah karena aku dilanda kebimbangan. Aku bingung apa aku harus menunggu atau tidak. Lalu, persis kemarin, setelah beberapa kejadian yang aku anggap itu adalah pertanda dari Tuhan, aku putuskan untuk tidak menunggu dan berusaha menganggapnya tidak lebih dari sekadar teman. Ini mungkin yang terbaik dan inilah takdir kami.
Tapi, ya sudahlah, kesedihan itu juga telah berlalu dan aku akan memulai kembali hari-hariku. Di sini, aku sekalian mau bilang “Selamat Tinggal, NFP”. Be a good man, hm? All the best.
Oke, cukup curhatannya. Langsung saja ini dia … puisinya.
Luka
Bau asing ini kian dalam menusuk hidungku
Aroma ini bak ujung bambu yang kembali mengorek
Membongkar kembali timbunan rasa sakit yang telah lama kupendam
Aku tidak pernah mengungkitnya
Aku diam seribu bahasa
Aku menahan radangan hati ini yang kian memarah
Aku menelan sakit ini bulat-bulat bagaikan air susu
Aku tidak pernah membaginya pada siapapun
Dan malam ini, kucerna sekali lagi bau yang sama
Kapan kau kembali?
Terkenang
Pijakan kakimu di atas tanah ini
Tanah lembek yang menjadi saksi cinta kita
Lembap pada biang rumput yang selalu mengingatkanku
Apa kau akan kembali?
Ingatan
Udara malam kian menggigit
Aroma tanah basah terus menusuk
Jejak kakimu masih teringat
Beri tahu aku kapan kau kembali
Beri Aku Satu Jawaban
Cahaya rembulan mengiringiku
Sejuknya angin malam mengikutiku
Teduhnya embusan udara membisikiku
Suara binatang malam melantuniku
Dibawah langit gelap aku menulis
Dibawah taburan bintang aku bercerita
Ini ceritaku
Kisah antaraku dan dia
Lembaran hidupku tentang dirinya
Masalah antara diriku dan perasaan ini
Kau, yang datang dan pergi begitu saja
Kau, yang mungkin tak memiliki rasa yang sama
Haruskah aku bertahan?
Haruskah aku menunggu?
Beri aku satu jawaban
Sekian. Aku harap puisi-puisi ini dapat berguna yaa. Have a nice weekend, everyone :)
puk puk puk...
ReplyDeletesemangat ghaisa ;)
Makasih yaa, hehe :D
ReplyDeleteGhaisa move on yaaa !!! ^^)/b
ReplyDeleteMakasih yaaa, Nov :( Huaaaa...
Deletesama-sama :D semangat!! ^^
Delete